Powered by Blogger.
RSS

Sahabat Cowok? Ternyata Gue Punya!

Semalam adalah Dinas Malem terakhir gue. Kalo bukan karena dinas malem itu, mungkin gue ga bakal terpikir seperti ini...

Semalem giliran gue jaga sama mba wiwi *bukan nama samaran*. Mba wiwi sendiri adalah anak baru di divisi Rekam Medik di Rumah Sakit tempat gue bekerja. Dia sih baik, fun, dan enak buat diajak ngobrol. Malem itu adalah malem sabtu alias Jumat malem. Pasien yang biasanya rame (apalagi dokter yang jaga adalah dokter idola, dokter Bi**cha tercintha), tapi malem ini entah kenapa benar2 sunyi. Yang biasanya baru bisa diem alias tidur jam 2an, ini jam setengah 12 udah anteng. Hal itu ngebuat kita berdua (gue dan mba wiwi) iseng. Akhirnya kita cerita2 tentang kita satu sama lain. 

Pertamanya sih cerita tentang kehidupan sekolah kita dulu. Cerita tentang liku hidup kita masing2 dalam mencari seseorang yang bener2 bisa disebut teman. Terus berlanjut dengan tema sahabat. Berikut ini hal-hal yang baru gue sadari setelah gue ngobrol dengan mba wiwi:

1. Gue termasuk orang yang sangat-sangat-sangat beruntung karena gue punya yang namanya sahabat, meski nggak banyak. Dan ternyata mba wiwi tersebut sampe iri karena selama hidupnya nggak pernah ada yang namanya sahabat cowo. Oke, kali ini gue bener2 ngerasa blessed banget punya sahabat cowok kayak boss deni, satriyanto dan fitroh. Meski sekarang gue jarang banget komunikasi dengan mereka, tapi gue merasa bersyukur pernah punya momen indah sama mereka.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ku Telah Menemukanmu, Sayang!!!

Satu hal yang selalu ku pertanyakan. Mengenai cita-cita baru, profesi baru, dan dunia baru yang akan kujalani dan tak pernah kubayangkan, menjadi seorang GURU, seorang PENDIDIK, seorang PENGARAH MORAL anak-anak yang sedang dalam perjalananny mencari jati diri mereka.

Dan pertanyaan yang selalu menelisik ke dalam relung jantung dan pikiranku itu adalah:
UNTUK APA AKU MENJADI GURU? Apa motivasi terbesarku? Bukankah sudah banyak guru diluaran sana? 
Kemudian keluar suara dari dalam kepalaku: Banyak guru tapi kenapa banyak siswa yang nggak prestatif dan moralnya begitu? Terus apa yang lo punya dan guru lain gak punya?

Pertanyaan itu selalu mengganggu pikiranku. Pikiranku buntu tak dapat berpikir. Meskipun dunia kerja yang baru saja aku geluti selama 3 bulan terakhir sangat menyita waktu, tenaga dan mood ku, tapi pertanyaan itu selalu terlintas dikepala ku.

Dalam diam aku berpikir. Untuk apa aku menjadi guru? Apa tujuan mulia seorang guru? Mencerdaskan anak bangsa? Semua guru mempunyai tujuan itu. 

Apa motivasiku? Kali ini aku tidak boleh sembarangan menentukan jalanku. Aku tidak boleh seperti yang sudah-sudah. Mudah bosan karena tidak menemukan sesuatu yang harus diperjuangkan habis2an.


BERSAMBUNG

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS