Powered by Blogger.
RSS

Cerpen - Us

Dear My Trusted Friend

Suara seksi J’Mraz masih memeka di gendang telingaku. Namun begitu masih bisa ku dengar detak lemah jarum jam yang masih saja setia mematung pada dinding yang dingin. Tiba-tiba daftar putar beralih dan mengalunkan suara mantap dawai gitar. Tanpa berpikirpun otakku langsung dapat mengenali lagu ini. Lucky, yang menceritakan kisah LDR sepasang kekasih yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Entah mengapa tiba-tiba otakku mengasosiakannya dengan kita. Kita? Ya, sebuah kata dengan empat alphabet dan dua buah suku kata yang begitu menggirangkan hatiku. Tapi entah mengapa pula, sejenak kemudian kegiranganku itu terporak porandakan.
Kita? Sebuah kata yang lebih jelasnya disebut aku dan dirimu. Kita? Yang juga mengindikasikan terjadinya jalinan diantara kita. Dalam konteks tali kasih? Pantaskah kita disebut ‘kita’? sedangkan kita sama sekali tidak pernah bersama dalam artian tatap muka tanpa rasa canggung dan kaku semenjak hari itu. Hari dimana kudengar pernyataan mengejutkan sekaligus menggembirakan darimu. Hari dimana sejak saat itu secara otomatis mengikat kita sebagai sepasang manusia yang orang sering menyebutnya sepasang kekasih. Ada apa denganmu? Mengapa segala hal yang terjadi setelah hari itu sangat berbeda dengan hal-hal yang telah kita lewati sebelum hari itu, sebagai seorang teman—yang sangat baik.
Apa kau benar-benar tidak menikmati keadaan kita sekarang ini? apa kau tidak merasa nyaman bersamaku? Apa ada sesuatu yang kurang dariku? ‘Dariku? Ya… dariku!!!’ tiba-tiba saja suara misterius bergumam dari dalam dadaku. Ya, tentu saja banyak yang kurang dariku. Jika dibandingkan dengan gadis yang kau sukai sebelumnya, tentu saja aku jauh lebih rendah darinya.  Jauuuhhh sekali, jika diibaratkan sebagai jarak dalam materi, tentu saja itu akan sangat jauh hingga menggapainya pun aku tak akan sanggup. Tidak akan. Karena akupun begitu berbeda dengannya. Bisa dibilang sifat maupun segala yang kumiliki sangat bertolak belakang dengannya. Dia, orang yang menggebu-gebu dan ekspresionis sedangkan aku, aku hanyalah aku. Sekumpulan organ yang berperangai kaku, kasar dan ‘sok cool’.  Jika hanya orang seperti dialah yang dapat membahagiakanmu, tentu saja kau tahu apa yang akan terjadi. Ataukah ini yang sedang terjadi padamu?
Kau akan merasa tidak bahagia denganku.

Jika hal itu memang benar, tentu saja aku akan membiarkanmu pergi dan sedapat mungkin membantumu untuk mendapatkan hal yang memang pantas untuk jiwa polos nan unik sepertimu. ‘Membiarkan aku pergi? Apa kau tak keberatan dengan itu? Apa itu berarti kau tidak menyukaiku sungguh?’ mungkin secarik kalimat itu yang akan menggeliat keluar dari otakmu. Dan jika itu benar terjadi, maka inilah jawabku untukmu: Menyukaimu? Tentu saja aku tidak sebatas itu. Tapi aku menyayangimu. Dan sekali lagi ingin kuberitahu kau bahwa jika seseorang menyayangi orang lain, orang itu akan melakukan berbagai macam hal untuk membahagiakan orang yang disayanginya tersebut. meski dengan derai kedukaan, dan rasa yang begitu sakit. Ya, rasa sakit. Rasa sakit yang amat sangat. Tapi rasa sakit itu akan lebih dan semakin menyayat jika harus melihat orang yang disayanginya itu hidup tanpa rasa bahagia. Meskipun harus pergi meninggalkannya, itu akan terasa lebih menenangkan ketimbang hidup bersama orang itu tapi tanpa sedikitpun dia merasa bahagia. Tidak percaya? Kau menyanksikannya? Percayalah, ini terbukti padaku. Dan kau pun akan merasakannya saat kau benar-benar menyayangi seseorang.
Kau ingin berkata bahwa cinta itu gila? Bahwa dunia semakin gila? Katakanlah… itu kenyataannya.

Aku memejamkan kedua mataku. Sejenak kudapati sosokmu yang tersipu-sipu dengan guratan indah membingkai wajahmu. Itu kau, ya, itu adalah kau. Kau sebelum kita menjadi seperti ini. kau yang dulu lebih sering menjahiliku. Kau yang dulu sering membuatku naik pitamku karena kelakuan jahilmu. Kamu… ya, kamu…
Kebahagiaanmu yang kuinginkan lebih dari apapun, senyummu yang kudambakan lebih dari siapapun. Senyum yang belakangan ini tak lagi ku dapati dalam wajah sendumu…
…Udah…


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment